Hadirkan BRIN dan Peneliti Senior IAINU Tuban Gelar Pelatihan Survei dan Pemetaan Sosial
PENTINGNYA SURVEI : Rektor IAINU Tuban Proif Syamsul Huda Menyatakan Survei dan Pemetaan Sosial sangat Penting

Reporter : Dahrul

blokTuban.com - Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban bersama Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) Zona Pantura menggelar pelatihan survei dan pemetaan sosial, Sabtu (6/12/2025).

Pelatihan yang mengadirkan narasumer Prof. Murtadlo dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Masduri Amrawi peneliti senior Lembaga Survei Poltracking itu dilaksanakan di ruang rapat RH.Ronggolawe lantai 3 gedung Pemerintah Kabupate (Pemkab) Tuban.

Pelatihan dibuka Asistem Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Tuban  dr.Moh.Masyhudi  yang mewakili Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky. Pelatihan yang digelar sehari penuh itu diikuti oleh para pimpinan PTKIS dari wilayah pantura seperti Tuban, Lamongan, Bojoneoro dan Gresik.

Dalam sambutannya, Rektor Prof. Dr. M.Syamsul Huda S.Fil.I menyampaikan survei dan pemetaan sosial itu penting karena survei menjadi sebuah kebuhan di dalam banyak hal. Bagi kampus riset, berbasis survei ini menjadi perlu dikembangkan karena mempunyai dampak langsung terkait kebijakan-kebijakan, perubahan maupun evalauasi pada kebijakan pemerintah maupun perubahan sosial.

‘’Karena itu, pelatihan ini sangat penting,’’ ujarnya.

Survei, lanjut Prof Syamsul,  adalah bentuk pengumpulan data yang ilmiah dan akurat di berbagai bidang. Seperti politik, sosial, ekonomi, pendidikan dan lainnya secara tepat dan cepat, bukan hanya analisis tapi realitas. Kampus bisa menjadi bagian penting dari pemerintah, perusahaan, bisnis dan lainnya.

‘’Karena sebelum mengeluarkan produk, mapun dalam bentuk perundangan atau kebijakan, aturan atau keputuusan bisa melakukan survei atau riset,’’ tambahnya.

Dunia global pun menurut Prof Syamsul menjadikan survei bagian penting. Ada lembaga-lembaga survei bidang ekonomi, pendidikan, sosial dan lainnya. Di Indonesia juga banyak  lembaga survei dari perguruan-perguruan tinggi yang kredibel ketika dipakai untuk bagian bahan akademik atau pemerintah.

“Bahkan punya potensi  membantu yang ingin menjadi anggota dewan. Dengan survei awal kita bisa melakukan pemetaan bagaimana arah perubahan dan kepimimpinan ke depan bisa diprediksi,’’ terangnya.

Profesor kelahiran Bojonegoro itu menyebut, salah satu narasumber Masduri adalah mahasiswanya saat kuliah filsata di UINSA, lalu hijrah ke Jakarta menjadi peneliti.  Dua tahun sebelum pergantian kepemimpinan nasional sudah melalukan survei. Kemudian 2-3 bulan sebelum coblosan, Prof Syamsul dikirimi lagi hasilnya surveinya.

‘’Jadi 2 tahun sebelum terjadi perubaan kepemimpinan, saya sudah dikasih hasil surveinya. Detail, karena survei dilakukan sampai tingkat RT. Lalu 2 bulan sebelum coblosan saya dikirimi lagi sampai muncul pesentasenya. Ternyata betul, tidak mbleset. Artinya apa?  Ini penting, kampus menjadi bagian mitra, pemerintah bisa menerima informasi yang tepat, terutama kebijakan dan layanan, apakah layanan itu benar-benar dibutuhkan. Atau layanan ke depan apa yang jadi priorotas,’’ katanya.

Sementara, Dr.Mujib Ridwan, MA, MSi Ketua Forpim PTKIS Zona Pantura menyakan, beberapa waktu lalu Ia rapat dengan Forpim PTKIS pusat. Salah satu gagasan pentingnya adalah mendorong PTKIS segera muncul para guru besar. Ada beberapa upaya yan dilalukan, salah satunya memohon pada Kementerian untuk membuka ruang lebih sering untuk jafung. Kedua mempercepat turunnyua SK bagi yang sudah mengajukan Lektor Kepala.

‘’Mudah-mudahan segera berhasil, sebagian sudah terbit SK LKnya, kalau lancar PTKIS akan panen guru besar saat ini sudah ada yang turun SK LK nya. Di PTKIS pantura, lanjutnya, sudah banyak yang ngajukan LK, namun banyak yang  belum turun.

‘’Harapan Ketua Forpim tidak lama lama, 2-3 tahun lagi akan muncul guru besar dari PTKIS. Ini bagian dari ikhtiar agar tidak mandek di LK, apalagi mandek di Lektor, agar ke depan segera muncul guru besar-guru besar dari PTKIS pantura,’’ tambahnya.

Selain itu, menurut Mujib, gagasan lain terkait jurnal juga diperhatikan. Jurnal internasional masih sangat terbatas. Di pantura belum ada, bahkan untuk jurnal sinta 2 saja masih sangat jarang. Pantura menurutnya harus diberi perhatian serius, karena dibanding dengan wilayah selatan masih ketinggalan. Rerata masih sinta 4, meski ada yang sudah sinta 3.

‘’Artinya kita harus betul-betul serius. Mojokerto, Kediri sudah ada yang internasional, maka ayolah mendorong diri kita, mari kita tingkatkan karya tulis dan jurnal,’’ ajaknya/

Sementara Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Tuban dr. H.Moh.Masyhudi menyatakan semoga pelatihan mendapat kebaikan. Dia juga mengucapkan terimakasih pada IAINU yang menggelar pelatihan strategis tersebut. Karena bisa meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, serta bisa meningkatkan kopetensi dan kapasitas peserta.

Pelatihan survei bebasis data yang dilakukan sesuai dengan kebijakan pemerintah yan juga berbasis data digital. Karena itu, rakyat juga harus melek didgital dan mengikuti perkembangan teknologi informasi di era ini. Perkembangam era didgital menuntut kerja lebih cepat dan akurat, semua berbasis data atau bukti.

‘’Pemkab, perguruan tinggi dan lembaga masyarakat butuh data untuk merancang program dan mengevaluasi dampak pembangunan. Pelatihan ini sangat penting,’’ tandasnya.[ono]