Go Tjong Ping dan Villia Avelina Jawab Somasi

 

Reporter : Dahrul

blokTuban.com  - Video yang diunggah oleh akun tiktok atasnama @gotjong.ping pada tanggal 27 Agustus 2025 yang berisi tentang pernyataan dari salah satu pengurus Klenteng Kwan Sing Bio (KSB) Tuban Vilia Avelina Andhika yang didampingi oleh Go Tjong Ping mendapat somasi.

Karena itu, Go Tjong Ping dan Vilia Avelina Andhika memberikan jawaban sekaligus klarifikasi atas somasi yang keduanya terima. Jawaban itu di antaranya ;

Klarifikasi dan Menjawab Surat Somasi Bapak Soedomo Mergonoto Nomor:  09/YHP/S/IX/2025

Berawal dari video yang diunggah oleh akun tiktok atasnama @gotjong.ping pada tanggal 27 Agustus 2025 tentang pernyataan dari Saudari Vilia Avelina Andhika yang didampingi oleh Go Tjong Ping berisi tentang “pemilihan ulang tidak apa-apa, kita kalah pun tidak apa-apa yang penting apa? Klenteng kembali ke orang Tuban. Seburuk-buruknya orang Tuban tidak apa-apa tapi kita punya kegiatan. Kalau dipegang orang Surabaya tidak ada kegiatan sama sekali. Tidak bisa ikut kirab. Tidak bisa mengadakan kirab, tidak ada ulang tahun, tidak bisa berkunjung ke klenteng lain, tidak bisa memberi ucapan selamat kepada klenteng lain. Tidak ada kegiatan apa-apa sama sekali. Jadi lebih baik klenteng kembali ke orang Tuban. Tidak apa-apa kita ini tidak terpilih yang penting di pegang orang Tuban”. 

Telah mendapatkan respon berupa surat somasi pada tanggal 09 September 2025, Soedomo Mergonoto mengirimkan surat somasi nomor: 09/YHP/S/IX/2025 kepada Vilia Avelina Andhika dan Go Tjong Ping dengan dugaan telah melanggar pasal 27A Jo Pasal 45 ayat (4) UU Nomor 19 Tahun 2016, pasal 310 KUHP dan pasal 1365 KUH Perdata.

Perlu diketahui tentang maksud dari pernyataan kami dalam video tersebut adalah:

1.         Bahwa kalimat “kalau dipegang orang Surabaya,” orang Surabaya yang dimaksud adalah seseorang, bukan kepada Bapak Soedomo Mergonoto maupun Bapak Paulus Welly Afandy atau Bapak Alim Markus.

2.         Kami merasa, kurang lebih 5 tahun yang lalu. Ulang tahun TITD KSB TLK yang diadakan oleh umat Tuban penuh dengan rasa riang gembira, banyak event-event, umat klenteng Tuban terlibat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan menjadi panitia pelaksana. Tamu yang hadir disambut dengan baik dan tidak ada kesan perlakukan diskriminasi.

Namun pada kenyataannya acara yang dikatakan sebagai ulang tahun klenteng Tuban jauh dari nuansa tersebut. Suasana dalam klenteng tegang, terjadi keributan, tidak muncul rasa kedamaian, terjadi perlakukan diskriminasi selama proses acara. Ada relasi kuasa yang timpang antara pengelola klenteng dengan umat yang dianggap seolah-olah sebagai tamu bukan umat klenteng Tuban.

Semua acara harus sesuai dengan keinginan pengelola, pengelola klenteng tidak menjalankan acara sesuai dengan surat keputusan yang dibuat oleh Bapak Soedomo Mergonoto pada tanggal 11 Juli 2025. Sebagai contoh lomba foto yang dilarang oleh pengelola, akupuntur yang sudah datang jauh-jauh dari Malang tempat terapinya dipindahkan sepihak oleh pengelola yang berdampak pada pengunjung dan peserta kegiatan merasa tempatnya lebih jauh karena tempatnya ada dibelakang.

Adanya perubahan sepihak dari pengelola dan acara tidak sesuai harapan umat mengakibatkan terjadinya keributan dan perkelahian yang tidak mudah untuk dihentikan. Dengan adanya situasi dan kondisi tersebut Villia menyimpulkan bahwa klenteng Tuban tidak melakukan ulang tahun. Karena selama ini ada standarisasi ulang tahun di TITD KSB TLK menurut villia sendiri yang dilakukan oleh umat dan dilakukan setiap tahun.

3.         Bahwa berkaitan dengan hal tersebut muncul pemberitaan online dari Jawa Pos Radar Tuban pada tanggal 28 Agustus 2025 berjudul “Bendahara TITD Kwan Sing Bio Tuban Mendukung Pemilihan Ulang dan Siap Kalah: Yang Penting Kembali ke Orang Tuban”. Dalam pemberitaan tersebut tidak ada sumber yang bisa dipertanggung jawabkan, hanya mengambil dari akun tiktok @gotjong.ping. Bahwa berita tersebut telah dirilis secara resmi sehingga menyulut dan memunculkan asumsi yang kurang bijak.

Oleh karena itu, kami Vilia Avelina Andhika dan Go Tjong Ping dengan hati yang tulus dan jiwa yang lembut, kami memohon maaf kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan kepada Bapak Soedomo Mergonoto serta kepada semua orang yang pernah kami gores hatinya. Kami menyadari kesalahan dan kelemahan milik kami dan kebenaran hanya milik Tuhan.

Terima kasih Bapak Soedomo Mergonoto, atas dedikasi dan kebaikan bapak sebagai orang tua yang telah mendedikasikan diri selama tiga tahun di klenteng Tuban. Bapak telah mengajarkan kepada kami untuk menjadi lebih dewasa dan melihat kebaikan dalam setiap keadaan.

‘’Kami dan umat klenteng Tuban berdoa, semoga bapak selalu dilindungi oleh Tuhan, diberikan kesehatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat,’’ ujar Go Tjong Ping dan Vilia Avelina.[ono]