Merosotnya Nilai Moral Gen Z

blokTuban.com - Gen Z merupakan istilah atau sebutan untuk seseorang yang lahir di kisaran tahun 1996-2010. Generasi ini hidup di zaman dimana teknologi berkembang dengan pesat. Generasi ini dikatakan sebagai  generasi yang memiliki metal yang lemah dan mudah terpengaruh.

Selain itu generasi ini juga cenderung memiliki tingkat kecemasan dan stres yang tinggi. Sehingga mereka mudah sekali untuk mengeluhkan sesuatu hal. Namun generasi ini juga memiliki beberapa keunggulan dalam beberapa bidang, seperti tidak gaptek (gagap teknologi), berpikiran kreatif, mudah menerima perbedaan (pendapat, ras, suku, maupun agama).

Merosotnya moral Gen Z sering menjadi topik perdebatan di berbagai kalangan. Namun, penting untuk menganalisis masalah ini dengan hati-hati dan mempertimbangkan beberapa faktor kunci yang mempengaruhi perilaku generasi Z agar tidak keliru dalam menangani masalah ini.

Pertama cara asuh orang tua. Berbeda dengan cara asuh orang tua pada zaman milenial yang cenderung keras, menjunjung adat istiadat, tidak over protektif, dan mengajarkan sopan santun atau cara berperilaku melalui kalimat kalimat pamali atau menakut nakuti.

Kedua, teknologi dan media sosial telah mengubah cara Gen Z berinteraksi dan memahami dunia. Mereka tumbuh dalam era di mana informasi mudah diakses dan interaksi sosial terjadi secara virtual. Dampaknya, mereka mungkin kurang mengembangkan keterampilan sosial tradisional dan lebih rentan terhadap tekanan sosial serta kecanduan media sosial, yang bisa berdampak negatif pada moralitas mereka.

Ketiga, tekanan ekonomi dan ketidakpastian masa depan juga memainkan peran penting. Gen Z menghadapi tantangan yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya, seperti pasar kerja yang kompetitif, biaya pendidikan yang tinggi, dan masalah lingkungan. Tekanan ini dapat menyebabkan stres dan keputusasaan, yang pada gilirannya mempengaruhi moral dan etika mereka.

Ada beberapa hal yang mungkin bisa dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Seperti membatasi anak dalam menggunakan gadget (membatasi waktu penggunaan gadget). Memantau tontonan anak. Jangan sampai anak menonton tontonan yang tidak semestinya dilihat. Membiarkan anak menekuni hobinya, selama hobinya positif dan tidak menyalahi hukum norma yang berlaku. Memberikan arahan dalam pergaulan, supaya tidak masuk ke pergaulan yang salah. Jangan over protektif dalam mendidik anak, karena jika mendidik anak terlalu over protektif bisa membuat anak bersifat kaku dan merasa dikekang, hal ini bisa menimbulkan sifat membangkang pada anak.

Sebagai orang tua sudah seharusnya memberikan contoh yang baik, jangan bertengkar di depan anak, karena bisa menjadi tekanan kepada anak. Mendidik dengan tegas tapi tidak keras (janganlah marah dengan suara keras atau melakukan kekerasan pada anak).

Namun hal seperti ini bukanlah hal yang sepele. Untuk perubahan yang lebih baik dan positif. Perlu dilakukan penelitian atau kajian lebih lanjut mengenai generasi ini. Sehingga masalah ini dapat diatasi secara efektif dan menjadikan calon generasi yang lebih bermoral, karena sesungguhnya negara ini tidaklah kekurangan orang yang pandai melainkan kekurangan orang yang bermoral dan beradab. Terima kasih telah menyimak opini saya.

Penulis: Ahmad Fauzi Asmaul Donny, Mahasiswa STIE Muhammadiyah Tuban.