Pelaku Video Kekerasan Dipastikan Bukan Pelajar Tuban
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Tuban, Sutrisno, memastikan pelaku video kekerasan dengan judul "Adu Jotos Siswi SMP Tuban" bukan pelajar dari Tuban.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Tuban, Sutrisno, memastikan pelaku video kekerasan dengan judul "Adu Jotos Siswi SMP Tuban" bukan pelajar dari Tuban.
Kepala Dusun (Kadus) Pungguk, Desa Gununganyar, Kecamatan Soko, Shoheh, mengakui meninggalkan desa selama kurang lebih lima bulan. Namun, ia menolak dituduh melalaikan tugas sebagai kadus.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Tuban, perlu melakukan klarifikasi lebih detai terkait beredarnya rekaman video dengan judul "Adu Jotos Siswi SMP Tuban" di media sharing, Youtube.
Warga Dusun Pungguk, Desa Gununganyar, Kecamatan Soko meluruk kepala dusun (kadus) setempat ke kantor Kecamatan Soko, Selasa (12/1/2015).
Dunia pendidikan di Kabupaten Tuban dikagetkan dengan diunggahnya rekaman dua siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP), yang terlibat adu jotos di video sharing, Youtube, sejak dua hari terakhir.
Seorang perempuan tertunduk malu saat blokTuban.com mulai menghampiri dan menanyakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan. Perempuan tersebut adalah Miyatun, warga Desa Tegal Agung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.
Letak desa yang berdekatan dengan beberapa pabrik besar seperti PT. Semen Indonesia (SI) dan PT. Holcim Indonesia, membuat Desa Mliwang, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban menjadi salah satu Desa Ring 1 dari kedua perusahaan tersebut.
Warga Desa Patihan, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Arizal Albad (32) berdalih melakukan persetubuhan untuk memberikan pagar ghaib kepada korbannya yang terhitung masih di bawah umur.
Seorang gadis, sebut saja Bunga (17), menjadi korban pencabulan dan persetubuhan seorang pria yang bernama Arizal Albad (32), warga Desa Patihan, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, di petilasan goa Gembul, di Dusun Gembul, Desa Jadi, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.
Hujan yang mulai jarang turun sejak dua minggu terakhir, bisa menjadi masalah bagi petani tadah hujan. Tetapi, cuaca seperti ini justru dinilai sangat menguntungkan bagi nelayan.